

Ujian Cambridge itu bisa diakses oleh homeschooling,
dengan sistem ujian dan biayanya dibebankan per mata pelajaran. Ujian
ini bisa diikuti oleh siapapun.

Sumardiono sendiri selalu merujuk kurikulum yang berlaku di sejumlah negara, kemudian disesuaikan dengan kurikulum nasional.
"Maksudnya adalah mereka mencampur kurikulum nasional dengan kurikulum dari luar negeri. Tapi ijazahnya tetap ijazah lokal," kata pria yang akrab disapa Aar kepada Kompas.com, Selasa (9/8/2011), di Jakarta.
Ijazah Homeschooling
Mengenai ijazah, Aar mengatakan, tergantung kemauan orangtua, apakah mereka menginginkan anak-anaknya mendapatkan ijazah lokal atau ijazah dari luar negeri. Untuk mendapatkan ijazah lokal, anak-anak homeschooling bisa mengikuti ujian paket A, B, ataupun C. Adapun, bagi keluarga yang menginginkan anaknya kuliah di luar negeri maka bisa mengikuti ujian Cambridge, sebuah model ujian yang juga dipakai oleh sekolah RSBI.
"Ujian Cambridge itu bisa diakses oleh homeschooling, dengan sistem ujian dan biayanya dibebankan per mata pelajaran. Ujian ini bisa diikuti oleh siapapun. Syaratnya hanya melampirkan akta kelahiran dan foto diri. Ujian ini diakui lebih dari 150 negara dan ijazahnya bisa digunakan juga untuk masuk ke beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia," kata Aar.
Ia menjelaskan, sekolah formal mempunyai standar kurikulum dari pemerintah, dan Indonesia dinilainya sangat tertinggal karena hanya memiliki satu standar kurikulum nasional. Jika dibandingkan dengan beberapa negara besar, Amerika Serikat misalnya, banyak sekali model kurikulum untuk pendidikan.
"Nah, dengan homeschooling itu maka setiap keluarga paling tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya. Sehingga, mungkin saja modelnya bisa berbeda-beda. Homeschooling yang diterapkan keluarga saya dengan yang diterapkan keluarga lainnya bisa saja beda," ujarnya.(Kompas.com)